10 Buku Tentang Menulis yang Wajib Dibaca Calon Penulis

buku wajib penulis
Photo by Karolina Grabowska by Pexels


Banyak orang bermimpi jadi penulis, tapi sedikit yang benar-benar tahu harus mulai dari mana. Sering kali, kita terjebak di antara rasa ingin menulis dan kebingungan menghadapi halaman kosong. Rasanya ingin sekali menuangkan ide, tapi jari-jari enggan bergerak.

Kalau kamu pernah merasakan hal itu, percayalah: kamu tidak sendirian. Hampir semua penulis, bahkan yang sekarang sudah terkenal sekalipun, pernah berada di titik itu. Perbedaan antara mereka yang berhasil dan yang berhenti di tengah jalan sering kali terletak pada satu hal sederhana—mereka punya panduan, inspirasi, atau mentor yang menyalakan semangat.

Kabar baiknya, kamu tidak harus bertemu langsung dengan mentor hebat untuk belajar menulis. Banyak penulis besar telah menuliskan pengalaman, rahasia, dan teknik mereka dalam bentuk buku. Buku-buku ini ibarat peta jalan yang bisa kamu ikuti, sekaligus sahabat yang mengingatkan: menulis itu mungkin, asal kamu mau terus berproses.

Nah, inilah 10 buku tentang menulis yang bisa menjadi bekal berharga untuk perjalananmu sebagai calon penulis.


1. On Writing – Stephen King

Buku ini sering disebut sebagai “kitab suci” bagi calon penulis, dan bukan tanpa alasan. Stephen King, penulis horor paling produktif di dunia, menceritakan perjalanan hidupnya—dari masa kecil, perjuangan awal, hingga bagaimana ia akhirnya menulis puluhan novel bestseller.

Yang menarik, King tidak hanya bercerita tentang kesuksesannya, tapi juga tentang kegagalan dan perjuangan pribadi. Ia membongkar rutinitas menulisnya: target menulis harian, kebiasaan membaca, hingga pentingnya disiplin.

Pelajaran penting: Menulis itu soal rutinitas, bukan inspirasi semata. Kalau ingin jadi penulis, biasakan diri duduk dan menulis setiap hari, meski hanya beberapa halaman.


2. Bird by Bird – Anne Lamott

Judul buku ini berasal dari kisah nyata: adik Lamott panik karena harus menulis laporan tentang burung, lalu ayahnya berkata, “Tulislah burung demi burung (bird by bird), satu per satu.” Dari sinilah filosofi buku ini lahir: menulis itu dilakukan sedikit demi sedikit, jangan terlalu memikirkan hasil akhir.

Anne Lamott menulis dengan gaya yang hangat, penuh humor, dan sangat manusiawi. Ia jujur membicarakan keraguan, rasa minder, dan ketakutan yang dialami penulis.

Pelajaran penting: Kamu tidak perlu menunggu ide besar untuk memulai. Cukup tulis bagian kecil hari ini. Besok lanjutkan. Lama-lama, tulisanmu akan jadi karya utuh.


3. Writing Down the Bones – Natalie Goldberg

Buku ini mengajarkan menulis sebagai latihan kreatif, seperti meditasi. Goldberg mendorong pembaca untuk menulis bebas, tanpa sensor, tanpa takut salah. Baginya, menulis adalah proses mengeluarkan isi kepala, bukan langsung menghasilkan karya sempurna.

Di dalamnya ada banyak latihan menulis praktis, misalnya: menulis cepat selama 10 menit tanpa berhenti, atau menulis tentang satu objek sederhana secara detail.

Pelajaran penting: Jangan terlalu sibuk menghakimi tulisanmu sendiri. Biarkan kata-kata mengalir dulu, revisi bisa datang belakangan.


4. The Elements of Style – William Strunk Jr. & E. B. White

Kalau tiga buku sebelumnya lebih banyak bicara soal semangat dan proses kreatif, buku ini adalah panduan teknis. The Elements of Style mengajarkan dasar-dasar gaya menulis: bagaimana membuat kalimat ringkas, memilih kata tepat, hingga menghindari kesalahan tata bahasa.

Meski tipis, buku ini legendaris dan sudah jadi pegangan banyak penulis, jurnalis, dan akademisi selama puluhan tahun.

Pelajaran penting: Tulisan yang kuat tidak selalu panjang atau rumit. Justru, semakin ringkas dan jelas, semakin mudah dipahami pembaca.


5. Steering the Craft – Ursula K. Le Guin

Sebagai salah satu penulis fantasi dan sci-fi terbesar, Ursula K. Le Guin tahu betul bagaimana membangun cerita yang hidup. Dalam buku ini, ia memberikan serangkaian latihan praktis: menulis dengan sudut pandang berbeda, bereksperimen dengan suara narasi, hingga membangun ritme kalimat.

Yang membuat buku ini istimewa adalah pendekatannya yang sangat “literer”, tapi tetap ramah untuk pemula. Le Guin mengajak pembaca benar-benar bermain dengan bahasa, bukan hanya mengikuti aturan kaku.

Pelajaran penting: Menulis adalah seni sekaligus permainan. Semakin sering bereksperimen, semakin tajam pula keterampilanmu dalam bercerita.


6. The War of Art – Steven Pressfield

Banyak penulis pemula berpikir musuh terbesar mereka adalah kurangnya ide. Tapi Pressfield berpendapat lain: musuh sejati penulis adalah resistance—rasa malas, prokrastinasi, dan segala alasan yang membuat kita menunda menulis.

Buku ini bukan panduan teknis, melainkan tamparan motivasi. Pressfield berbicara lugas, kadang keras, seakan menantang pembaca untuk berhenti mencari alasan. Setiap halaman seperti dorongan untuk menyingkirkan rasa takut dan segera mulai menulis.

Pelajaran penting: Inspirasi itu bagus, tapi disiplin lebih penting. Kalau ingin jadi penulis, jangan tunggu mood—menulislah meskipun tidak ingin.


7. Plot & Structure – James Scott Bell

Cerita tanpa struktur ibarat rumah tanpa pondasi: mudah roboh. Dalam buku ini, James Scott Bell menjelaskan bagaimana menyusun alur cerita yang kokoh, dari pembukaan hingga klimaks.

Ia juga memperkenalkan berbagai formula naratif, seperti Three-Act Structure dan Lock-In Moment (momen ketika tokoh utama tidak bisa lagi mundur dari konflik). Penjelasannya jelas, dengan banyak contoh nyata dari novel dan film populer.

Pelajaran penting: Alur yang baik tidak harus rumit. Justru dengan memahami struktur dasar, kamu bisa menulis cerita yang mengalir dan membuat pembaca terus ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya.


8. Big Magic – Elizabeth Gilbert

Buku ini lebih filosofis daripada teknis. Gilbert membicarakan hubungan penulis dengan ide, inspirasi, dan rasa takut. Ia percaya bahwa ide itu seperti makhluk hidup: mereka datang, pergi, dan mencari penulis yang berani mengeksekusinya.

Dengan gaya penuh semangat dan optimisme, Gilbert mendorong pembaca untuk menulis dengan gembira, bukan hanya dengan ambisi atau ketakutan.

Pelajaran penting: Jangan terlalu serius sampai menulis terasa menekan. Biarkan kreativitas jadi sesuatu yang menyenangkan, karena dari situ energi menulis akan lebih mengalir.


9. Our Storytelling – Andy F. Noya & Rekan (Indonesia)

Buku ini menarik karena membawa perspektif lokal. Andy F. Noya dan rekan-rekannya membahas storytelling bukan hanya untuk penulis fiksi, tapi juga untuk komunikasi sehari-hari: dari jurnalisme, presentasi, hingga branding.

Bagi calon penulis, buku ini membuka mata bahwa menulis bukan hanya soal “cerita panjang” dalam novel atau cerpen, tapi juga soal menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan menyentuh hati.

Pelajaran penting: Menulis adalah keterampilan universal. Mau kamu menulis cerita, artikel, atau bahkan status media sosial—storytelling akan membuat tulisanmu lebih hidup.


10. Menulis Kreatif Itu Gampang – Hernowo (Indonesia)

Hernowo adalah salah satu penulis Indonesia yang dikenal dengan gaya sederhana dan membumi. Dalam buku ini, ia membongkar anggapan bahwa menulis itu sulit. Sebaliknya, ia menawarkan cara-cara ringan untuk menulis kreatif, mulai dari mengolah ide sehari-hari hingga melatih kepekaan rasa.

Bahasanya cair, tidak menggurui, sehingga membuat pembaca merasa didampingi, bukan diajari.

📌 Pelajaran penting: Menulis bisa dimulai dari hal kecil—curahan hati, pengalaman sehari-hari, atau ide sederhana. Yang penting, jangan berhenti mencoba.


Penutup

Membaca buku tentang menulis bukan berarti secara ajaib kamu akan langsung menjadi penulis hebat. Sama seperti belajar memasak dari buku resep, hasilnya baru akan terasa ketika kamu benar-benar turun ke dapur dan mencoba. Buku-buku di atas adalah peta jalan—ia bisa menuntunmu, memberi arahan, bahkan menyemangati ketika semangatmu mulai meredup.

Tapi ingat, peta tidak akan berarti apa-apa kalau kamu tidak pernah melangkah.

Kalau kamu baru mulai, tidak perlu langsung membaca semua buku sekaligus. Pilih satu yang paling sesuai dengan kebutuhanmu saat ini:

  • Kalau kamu butuh motivasi, coba mulai dengan The War of Art atau Big Magic.
  • Kalau ingin teknik dasar, pilih The Elements of Style atau Plot & Structure.
  • Kalau ingin teman seperjalanan yang hangat, ambil Bird by Bird atau Menulis Kreatif Itu Gampang.

Baca perlahan, serap, lalu terapkan dalam menulismu. Karena sejatinya, buku-buku ini hanyalah pengingat dari satu kebenaran sederhana: cara terbaik untuk belajar menulis adalah dengan menulis itu sendiri.

Jadi, jangan tunggu lagi. Pilih satu buku, buka halaman pertamanya, lalu biarkan kata-kata di dalamnya membimbingmu. Dan setelah selesai membaca, jangan lupa: buka laptop atau ambil pena, lalu tulislah ceritamu sendiri. Siapa tahu, suatu hari nanti, nama dan pengalamanmu pun akan tertulis dalam buku yang menginspirasi penulis-penulis berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Penulis Terkenal yang Pernah Ditolak Berkali-kali, Namun Akhirnya Sukses

Kenapa Penting Bergabung dengan Komunitas Penulis

Mitos Tentang Menjadi Penulis yang Harus Kamu Ketahui